Minggu, 05 Agustus 2012

What Social Media For?

Ini berdasarkan sepenggal percakapan saya dengan kawan sata Anita kemarin lusa, tentang Social Media.
Pada era sekarang, dimana laptop atau note book udah bukan jadi barang high-class lagi alias semua orang punya, ditambah berkembangnya Internet yang, yaa bisa dijumpai hampir setiap jengkal area sekitar kita, plus inovasi dari seorang anak muda bernama Mark Zuckeberg, Lalu diikuti jaringan lainnya kaya twitter, tumblr, etc. Adalah rumus yang pas dari realita sekarang dimana Social Media jadi salah satu life-style yang membumiii banget untuk masyarakat.
Perhatiin deh setiap kamu buka laman web, pasti alamat yang kamu ketik pertama kali(mostly) kalo nggak twitter, ya fb, ya tumblr. Dan juga, setiap kamu garap tugas, atau ngelakuin aktivitas lain di lappie, paling nggak 10 menit sekali kamu buka laman weblagi, nge cek timeline, nge cek home di FB, atau dashboard di tumblr, Is there any something new?
Belum lagi yang punya gebetan, atau mantan gebetan, atau someone who interest to be stalked. Kerjaannya mengintaaaiiii selalu and always. And have you ever asking to u'r self, how can them (soc_med)mempengaruhi hampir seluruh hidup kamu? Entah mood kamu, kepengenan kamu, aktifitas kamu. Belum lagi yang punya HP canggih noh, every time always check on the recent updates.
Social Media memang punya buanyak buanget manfaat dalam hidup kita men. Gak bisa dipungkiri juga sih. Siapa juga yang mau debat statement ini? Noh nyatanya Era Hosni Mubarak bisa ditumbangin dengan perlawanan dari aktivis social media sebagai salah satu penyebabnya. Belum lagi bergudang-gudang informasi (yang sebenernya bermanfaat) yang bisa kita dapetin, istilahnya, seketika itu terjadi, seketika itu pula langsung muncul. Cepat, murah, gak pandang bulu. Bukankah itu membumi? When I said about bergudang-gudang informasi, it means that ALL OF INFORMATION that can we get. Dari yang amatlah sangat penting, sampai yang amatlah sangat tidak penting. Dari yang memotivasi, sampai yang bikin Galau setengah idup. Dari yang bikin ketawa-ketawa, sampe bikin nangis. Pokoknya semuanya.
Dan itulah penyebabnya kenapa ada kosakata kosakata abad duapuluh satu yang sekarang ngetren banget di ucapin sma anak anak mude, such as : "Galau" "Kepo" "Alay" "Kamseupay" dan sekawanannya.
Kamu pernah galau? Oke pasti pernah. Gila kali gak pernah galau -___-" Dan seberapa banyak social media menyumbang "kadar kegalauanmu"?
Sedikit atau banyak pasti ada lah.. In my case : GILA BANYAK BANGET Thats why, I just realize, how much it (soc-med) makes me GALAU, I still can't away for it. Kenapaa? Kan bikin galau caa?
Nah itu lah! Sekarang orang makin sakit makin makin aja nyari perkara. Then what?
Pernah nggak sih berpikiran untuk de-activate your social media account. Even for a while. For trial only. And every time you open your lappie or tablet you just doing some productive activies.
Emang sih, kita jadi ketinggalan banyak banget hal hal baru. Bikin kita "Kamseupay" lah "Kuper" lah. Tapi, bukannya hidup itu jadi lebih tenang ya? And also, we still can be productive in many ways.
Ini tentu aja aku belum mengungkit ungkit era remajaku dimana Setiap Menit saya jadi remaja alay binti kampungan yang sukanya update status di facebook via facebook mobile, atau waktu saya nongkri di warnet (jaman segitu belom punya laptop cyin), kalo nongkrong di warnet 3jam, yaaaahhh, 5 - 10 status updates lah. Produktif bukan? HA! Productive in the totally wrong way mamen... Dan isinya status saya itu loh. Bikin malu maluin leluhur -..-"
Menyesal? Pasti! Pasti lah, sekarang mikir dari pada masang status yang nggak ada bobot gitu, mendingan juga molor. Sama sama gak ada manfaat tapi gak malu-maluin leluhur. Sekarang sih, sudah mendingan. Frekuensi dikurangi lah at least. Tapi tetep aja men, kebutuhan untuk liat time line tu bener bener kaya reflect.
Dan pasti, dimasa depan, saya bakal menyesali lagi tindakan saya yang cuma nyandu timeline. Karena kita bener bener belum tau apa yang sesungguhnya bakal kita hadapi di masa depan besok. Gimana kita sadar kalo kita membutuhkan banyak waktu yang kita buang hanya untuk sekedar menggeluti soc-med. Be productive. Satu setengah kata, tapi realisasinya masya Allah susahnyaa..
Tapi always keep trying. Berusaha itu lebih baik daripada berkilah, mendebat, menghindar.. I'm sure that there's many way to express our feelings. Mulai sekarang ngurangi frekuensi lagi. Bismillah harus bisa! Banyak baca buku. Noh, novel banyak antre belum pada dibacaaa...

1 komentar: